17 Januari 2009

Nikmatnya Menggapai Salat Khusyuk

ANDAI saja pahala salat langsung diberikan berupa uang atau materi niscaya tidak seorang pun yang mau meninggalkan.
Mereka akan berlomba-lomba untuk menjadikan salat sebagai kebutuhan.
Padahal sejatinya, salat yang dilakukan secara khusyuk pahalanya juga diberikan langsung bernilai plus yang tidak bisa dibeli dengan uang atau materi apapun.
Salat secara khusyuk jaminannya kebahagiaan di dunia dan di akherat,
bergugurnya dosa-dosa, ketenangan hati, kecerdasan jiwa, pandai bersyukur, nikmatnya hidup dan meningkatnya cinta kepada Sang Khaliq dan Rasul-Nya.

Apabila ganjaran berupa uang atau materi yang merasakan adalah panca indera.
Sedang pahala ibadah yang melihat adalah hati.

Qolbu yang penuh keimanan bisa merasakan, 'melihat' dan menikmati pahala ibadah, sama persis dengan fungsi panca indera yang menikmati indahnya duniawi.
Orang rela bekerja keras siang malam mengumpulkan barang bekas karena dirinya yakin jika barang itu dijual akan mendapatkan uang dan perwujudan uang bisa dirasakan dan dinikmati panca indera.

"Begitulah jika hati bermata iman yang penuh keyakinan, merasakan kehadiran pahala dan keagungan Allah SWT dari setiap ibadah yang dilakukan, sehingga orang akan senang dan ikhlas melaksanakan ibadah yang paling utama tersebut,"

Ungkap salah seorang arsitek salat khusyuk,
Ustad Muhammad Marzuki SAg di markasnya Pusat Diklat Salat Khusyuk di bawah payung Yayasan Husada Mandiri, Jalan Palagan TP Km 14 (Monjali ke utara 9 kilometer) Padukuhan Samberembe, Candibinangun Pakem